Berbeda perangkat tentunya berbeda kode sumber untuk DCS dan PLC. Keduanya berperan penting dalam menjalankan beragam proses dan sistem secara otomatis. Terutama di bidang industri manufaktur, untuk memastikan kualitas produknya terjaga.
Kegiatan otomatis tersebut sudah berkembang sejak lama, menggantikan tenaga kerja manusia. Keunggulan dari penggunaan mesin adalah performanya stabil, lebih cepat, serta bisa menghasilkan produk yang identik dan terjaga kualitasnya.
Sistem otomatis telah mengalami perubahan dan perkembangan semenjak awal kali diluncurkan. Salah satunya dalam proses kontrolnya. Semula menggunakan sistem relay berbasis kabel, tetapi karena kurang efisien, maka sekarang digantikan dengan sistem digital.
Perkembangan ini semakin diperluas, tidak hanya kepentingan industri manufaktur saja, tetapi juga berkembang ke beragam kegiatan otomatis yang membutuhkan presisi tinggi dan terkontrol. Salah satunya kebutuhan tentang obat dan bahan makanan.
Mengenai perangkatnya sendiri, dikenal dua jenis perangkat kontrol otomatis, yaitu PLC dan DSC. Keduanya memiliki peranan berbeda – beda, termasuk skala kontrolnya juga berbeda – beda. Begitu juga dengan kode sumbernya, sangat signifikan perbedaannya.
Pastikan Anda menggunakan PLC berkualitas dari Omron, PLC Omron memiliki beragam series yang pastinya sesuai kebutuhan Anda.
Mengenal Persamaan dan Perbedaan antara DCS dan PLC
Seperti penjelasan sebelumnya, dua perangkat ini adalah sebuah pengendali kegiatan otomatis. Mengapa harus dikendalikan? Salah satunya adalah memastikan seluruh rangkaian prosesnya bisa berjalan secara optimal dan meminimalisir kesalahan.
Sistemnya sendiri biasanya sekuensial bukan simultan, artinya alur produksinya berurutan, output dari langkah 1 akan menjadi input bagi langkah 2. Begitu seterusnya hingga terbentuklah sebuah produk yang utuh. Prosesnya harus terjaga dari segala penghambat.
Apabila terdapat kesalahan pada salah satu tahapannya, tahapan berikutnya akan bermasalah juga, karenanya harus memastikan bahwa prosesnya optimal. Di sinilah peran dari kontroler, memastikan setiap prosesnya berjalan baik.
Perbedaan dari DCS dan PLC terletak pada kode sumbernya. Kode sumber untuk DCS dan PLC berbeda sangat jauh, mengingat cakupannya cenderung berbeda. PLC pada awalnya mengontrol proses individu, satu alur saja.
Sedangkan DCS mengontrol beragam mesin secara terpusat, sehingga cangkupannya lebih luas. Namun kini perbedaan di antara keduanya semakin tipis. Teknologi dari PLC sudah mulai berkembang, bisa memproses suatu alur yang lebih luas.
Meskipun demikian kode sumbernya tetap sama, karena perangkat kontrol, variabelnya juga berbeda – beda. Belum lagi jenis industrinya juga menjadi pertimbangan, karena itu sudah terjawab mengapa masih berkembang dua jenis sistemnya.
Mengenal Kode Sumber untuk DCS dan PLC
Dasar sistem kerja dari sebuah kontroler adalah rangkaian alur terprogram dengan menggunakan bahasa tertentu. Bahasanya berbeda dari struktur program bahasa pada komputer umumnya mengingat operasinya tidak serumit komputer.
Apabila kamu seorang teknisi atau orang yang berkecimpung dengan kedua perangkat kontroler ini, harus benar – benar menguasai bagaimana sistem bahasanya bekerja. Adanya kesalahan dalam menuliskan kodenya, tentu akan menimbulkan masalah serius.
- Kode Sumber untuk PLC
Pada dasarnya ada perbedaan kode sumber untuk DCS dan PLC, pertama adalah proses terbentuknya PLC itu sendiri. PLC awal didesain untuk menjadi alternatif bagi sistem kontrol otomatis berbasis relay, karenanya penggunaan kode bahasanya serupa.
Namanya adalah ladder karena memiliki struktur seperti tangga. Bahasa pemrogramannya sendiri berupa diagram grafik, masing – masing menentukan diagram sirkuitnya. Terdapat beberapa jenis fungsi, seperti AND, OR, NOT, dan IF.
Sistem kode ini sangat efektif apabila digunakan pada berbagai opsi biner saja, contohnya menyalakan mesin ini atau mematikannya. Pada berbagai kegiatan rumit, perlu dipecah menjadi beberapa diagram sirkuit agar bisa beroperasi secara maksimal.
Pada model mesin terbaru penggunaan ladder sudah mulai dikurangi, ini untuk mengimbangi permintaan dan kebutuhan dari industri. Beberapa model mesin terbaru sudah menggunakan coding serupa dengan BASIC dan C.
- Kode Sumber untuk DCS
Perbedaan kode sumber untuk DCS dan PLC kedua adalah penggunaan bahasanya. Pada sistem DCS lebih difokuskan pada pembacaan dan aplikasi PID dalam sistemnya. PID sendiri adalah sebuah rangkaian proses dalam kontroler untuk membentuk sebuah loop.
Penggunaan PID pada sistem otomatis bisa meningkatkan akurasi dan kecepatan respons untuk mengontrol prosesnya. Contoh paling sederhana adalah penggunaan kecepatan pada mobil ketika naik ke tanjakan.
Penggunaan sistem PID ini memungkinkan pengontrolan sebuah sistem secara menyeluruh dan makro, sehingga tidak hanya mengontrol sekuensial tetapi juga secara simultan. Ini nantinya akan memudahkan teknisi dalam melihat perkembangan kondisi produksinya.
Teknologi seperti ini sangat membantu dalam proses industri, karena tidak harus meletakkan kontroler lokal di setiap tempat prosesnya. Bisa menggunakan satu kontroler terpusat, yaitu DCS. Aplikasinya sendiri sudah masif di berbagai sektor, paling umum digunakan pada bidang farmasi.
Namun penggunaan bahasa untuk pembacaan PID sendiri juga memiliki batasan, salah satunya adalah kecepatannya cenderung lebih lambat dibanding PLC. Selain itu semakin berkembangnya PLC membuat batasan kemampuan kontrolernya semakin tipis. Memahami bagaimana sebuah kontroler bekerja harus mendalami bagaimana kode sumber yang digunakan. Meskipun ada perbedaan kode sumber untuk DCS dan PLC, tetapi keduanya berperan dalam meningkatkan proses otomasi mesin.
Sebagai penyedia jasa otomatisasi industri, PT MiSEL menyediakan jasa pemograman PLC untuk kebutuhan bisnis anda. Hubungi kami untuk mengkonsultasikan kebutuhan pemasangan PLC di industri anda.