Collaborative Robot atau CoBot telah menjadi pusat perhatian dalam upaya modernisasi industri dan pabrik di era sekarang. Di Indonesia, produsen mulai menunjukkan minat pada sistem otomatisasi ini dengan berencana memanfaatkan potensi industri di Indonesia melalui pengadopsian teknologi otomatisasi.
Seiring dengan peningkatan teknologi robot dan otomatisasi, muncul beberapa mitos dan kesalahpahaman. Beberapa orang menganggap bahwa teknologi ini akan menggantikan peran manusia dan meningkatkan risiko kerja di pabrik. Namun, manakah mitos-mitos yang salah?
Berbagai Mitos yang Salah Tentang CoBot
Berikut ini adalah berbagai mitos yang salah terkait Collaborative Robot atau CoBot yang perlu diketahui.
1. CoBot Menggusur Pekerjaan Manusia
Mesin tidak akan pernah bisa menggantikan keahlian, kemampuan berpikir kritis, pengambilan keputusan, dan kreativitas manusia. Saat Indonesia menuju era otomatisasi, produksi akan meningkat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Pria dan wanita di Indonesia tidak perlu khawatir bahwa robot akan mengambil alih pekerjaan manusia.
2. Otomatisasi Robot Ditujukan untuk Operasi Skala Besar yang Kompleks
Meskipun Indonesia sedang menuju otomatisasi, tetap saja tidak akan ada mesin yang dapat menggantikan kemampuan manusia dalam hal ketangkasan, pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan kreativitas. Dalam konteks ini, otomatisasi sebenarnya dapat meningkatkan produksi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat.
Tidak ada yang perlu khawatir bahwa mesin akan menggantikan pekerjaan manusia, baik pria maupun wanita di Indonesia. Sebaliknya, otomatisasi sebenarnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi, sehingga perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat.
3. Susah untuk Merawat dan Menjaga Mesin Robot
CoBot sangat mudah digunakan, dioperasikan, dan dirawat karena desainnya yang sederhana. Penggunaannya tidak rumit dan tidak memerlukan perubahan tata letak produksi di pabrik saat digunakan.
4. CoBot Itu Berbahaya Bagi Manusia
CoBot berbeda dengan robot industri tradisional. CoBot dibuat dengan memperhatikan keselamatan manusia dan bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja. CoBot dirancang khusus untuk bekerja bersama manusia sebagai solusi dengan tingkat kesalahan yang sangat rendah.
5. CoBot Itu Mahal
Sebetulnya, mitos ini memiliki kebenaran, di mana ada beberapa jenis robot yang memang harganya mahal. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua jenis robot. Biaya awal untuk memasang CoBot biasanya lebih terjangkau dibandingkan robot tradisional, dan periode pengembalian investasi rata-rata hanya sekitar 12 bulan saja.
Kebenaran Tentang Collaborative Robot (CoBot)
Pertama-tama, CoBot tidak dirancang untuk menggantikan manusia, tetapi untuk membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas di pabrik. Dalam banyak kasus, CoBot dapat mengambil tugas-tugas yang berat, berulang-ulang, dan berbahaya dari manusia. Dalam hal ini, CoBot dapat mengurangi risiko cedera dan kelelahan pada pekerja manusia.
Selain itu, CoBot dirancang untuk bekerja sama dengan manusia dalam ruang kerja yang sama. CoBot dilengkapi dengan sensor dan sistem keselamatan yang canggih sehingga dapat mendeteksi keberadaan manusia dan menghindari tabrakan atau cedera.
Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, penggunaan Collaborative Robot atau CoBot di pabrik dapat membawa manfaat bagi efisiensi dan produktivitas produksi, tetapi juga memerlukan perhatian khusus dalam pengoperasian dan pelatihan pekerja. Sebagai negara yang sedang berkembang dalam sektor industri, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi CoBot ini untuk mempercepat modernisasi industri di Indonesia.
PT. Mitrainti Sejahtera Eletrindo (Misel) ditunjuk oleh JAKA Cobot untuk menjadi integrator Sistem Cobot dan menawarkan satu sistem solusi COBOT untuk membantu perusahaan Anda dalam mencapai efisiensi produksi. Silakan hubungi Kami untuk mendapatkan beberapa ide tentang JAKA Collaborative Robot . Tim kami siap membantu Anda dalam menentukan kebutuhan otomasi Anda.