Komponen-komponen PLC dan Kegunaannya

Komponen-komponen PLC dan Kegunaannya

Adanya berbagai komponen-komponen PLC beriringan dengan fungsi atau kegunaannya. Komponen merupakan apa yang membangun PLC secara utuh. Jika ada salah satu komponen yang luput maka tidak akan tercipta PLC yang memberikan banyak dampak bermanfaat. Programmable logic controller atau dalam bahasa Indonesia disebut kontrol logika terprogram merupakan perangkat yang menjalankan fungsi logika. Definisi tersebut sesuai dengan apa yang diutarakan oleh NEMA atau National Electrical Manufacturing Association. PLC biasa diproduksi oleh perusahaan otomasi industri, diantaranya PLC Omron, PLC Mitsubishi, PLC Delta, dan masih banyak lagi.

Secara spesifik, komponen-komponen PLC mengejawantahkan fungsi aritmatika, logika, timing, sekuen, dan counting dalam dunia industri. Kontrol logika terprogram dapat mengelola masukan dengan baik sehingga hasil dikeluarkan bisa terkontrol dengan sangat baik dan sempurna. Menurut wikipedia memberikan pendapat sederhana mengatakan bahwa kontrol logika terprogram merupakan komputer khusus dan itu menggantikan logika relay. Komputer tersebut berperan untuk mengontrol yang memiliki keunggulan bahasa pemrograman sendiri. Berbagai pendapat bebas diutarakan mengenai kontrol logika terprogram. Pemahaman terhadap komponen kontrol logika terprogram merupakan teori tidak berpengaruh besar terhadap pengoperasian kontrol logika terprogram. Namun demikian, bukan berarti percuma mengetahui lebih jauh mengenai kontrol logika terprogram. Sebab pengetahuan tersebut berperan banyak untuk pengoperasian lebih lanjut.

Berikut Ini Merupakan Komponen PLC

Komponen PLC terbagi menjadi beberapa bagian penting, diantaranya:

CPU

CPU atau central processing unit dikenal juga sebagai otak bagi seluruh sistem. Sebagai bagian penting dari PLC, Fungsi CPU untuk memprogram berbagai perintah dan memprosesnya sebelum akhirnya menampilkan perintah atau hasil perintah tersebut ke dalam layar interface/ monitor.

Komponen utama CPU pada PLC yaitu :

  1. ALU (Arithmetic Logic Unit): Melakukan operasi matematika dan logika.
  2. Control Unit: Mengendalikan operasi CPU secara keseluruhan.
  3. Register: Menyimpan data yang sedang diproses atau hasil operasi.
  4. Bus: Saluran komunikasi internal yang menghubungkan komponen CPU.
  5. Clock: Mengatur waktu operasi CPU.
  6. Cache: Memori kecil untuk menyimpan data yang sering diakses.
  7. Decoder: Mengubah kode instruksi menjadi sinyal kontrol.
  8. Floating-Point Unit (FPU): Opsional, digunakan untuk perhitungan angka desimal presisi tinggi.
  9. Interface: Antarmuka komunikasi eksternal untuk koneksi dengan perangkat I/O dan jaringan.

Komponen utama CPU di atas ini bekerja bersama untuk pemrosesan data dan pengendalian sistem dalam PLC.

Memory

Bentuk memory berupa chip yang berperan untuk menyimpan berbagai data. Memori ada dua jenisnya, volatile memory dan non-volatile memory. Volatile merupakan memori yang akan hilang jika sumber tegangan dilepas, sebaliknya tidak demikian dengan non-volatile yang masih menyimpan saat tegangan lepas.

Power Supply

Pada dasarnya tegangan masuk bisa lebih besar dari tegangan semestinya. Fungsi power supply adalah untuk mengontrol nilai tegangan tersebut agar berada dalam nilai lebih efisien. Kegagalan tegangan bisa berpengaruh terhadap keseluruhan kerja bagian PLC.

Programmer

Sederhananya programmer merupakan alat digunakan untuk berkomunikasi. Programmer sendiri terdiri atas beberapa hal, diantaranya run, off, monitor, dan program. Keempat elemen tersebut menjalankan fungsinya masing-masing, dari menghidupkan dan mematikan program.

Input/Output

Elemen ini menghubungkan sistem dengan dunia luar. Adanya input dan output membuat program bisa berjalan dengan lancar. Ibaratnya elemen ini menjadi pintu masuk dan pintu keluar di waktu-waktu yang ditentukan. Anda bisa mengatasinya sendiri ketika butuh dan tidak butuh.

Berbagai bagian atau part PLC di atas hadir bukan tanpa tujuan. Setiap elemennya memberikan fungsi penting untuk program yang dijalankan. Kehilangan satu elemen sama dengan kelumpuhan bagi seluruh proses.

Fungsi PLC Secara Umum

Kita sudah bahas apa saja komponen PLC , sekarang kita bahas dunia lebih luas, yakni mengenai fungsi PLC atau kontrol logika terprogram itu sendiri. Untuk pemahaman lebih mudah, PLC memberikan dua jenis fungsi, diantaranya sekuensial controlling dan monitoring plan.

  1. Fungsi sekuensial sama dengan pengawasan terhadap segala sesuatu yang harus berjalan sesuai dengan urutannya. Bentuk fungsi ini merupakan sinyal biner yang dikelola dengan sebaik mungkin dan sedemikian rupa menghasilkan output sesuai dengan yang diperintahkan.
  2. Sementara untuk fungsi monitoring plant sama dengan pengawasan terhadap tekanan atau temperatur untuk kemudian pengawasan tersebut dilaporkan kepada operator. Tidak hanya sampai di situ, fungsi ini juga akan mengambil tindakan sesuai dengan kebutuhan yang pas.

Kedua fungsi di atas baru fungsi utama, sementara jika ditelisik kembali maka fungsi dari kontrol logika terprogram itu ada banyak. Bisa untuk relay logic, pengunci, pencacah, penambah, pengurang, pengatur waktu, kontrol pid, kontrol bcd, manipulasi data, pembanding, dan pergeseran.

PLC dirancang dengan pertimbangan yang matang terhadap berbagai risiko industri, seperti debu dan guncangan. PLC juga dibuat dengan kemudahan untuk dioperasikan sehingga tidak menyulitkan operator pabrik yang bisa saja awam terhadap pengetahuan teori PLC sendiri. Tidak semua PLC dilengkapi dengan monitor, namun semua PLC pasti memiliki ruang untuk memasukan memori dan terdapat ruang kontrol yang bisa digunakan. Jika ditelisik secara mendalam, banyak sekali ilmu mengenai bagian PLC dan kegunaannya yang bisa berpengaruh besar terhadap dunia industri.

Prinsip Kerja PLC

Berikut merupakan prinsip kerja PLC :

  1. Berawal dari pengoperasian field device yang terhubung ke komponen input dan output yang juga saling terkoneksi dengan mesin maupun komponen yang lainnya.
  2. Pada proses itu, ada tiga tahapan scanning yang dijalankan yaitu membaca dan menerima data/sinyal, menjalankan programming pada memory, dan memperbarui keadaan field devices melalui output interface.
  3. Setelah semua proses selesai, bakal menghasilkan sistem interface sehingga field devices bisa terhubung dengan pengontrol. Input akan menerima sinyal yang berupa perintah dari field devices, sedangkan keluaran akan menjalankan instruksi tersebut.

Ketahui PLC di bawah ini

PT Mitrainiti Sejahtera Eletrindo menyediakan konsultasi PLC untuk kebutuhan industrial automation di perusahaan anda. Segera hubungi kami.